Memulai perubahan dengan sarapan
Hal sederhana tetapi sangat berarti dilakukan untuk mempersiapkan tubuh menghadapi kegiatan sepanjang hari adalah sarapan. Utamanya bagi yang akan menjalankan aktifitas padat, sarapan bias menjadi modal.
Alasannya, pada pagi hari energy yang tersisa untuk beraktivitas boleh dikatakan minim. Hal tersebut lantaran ketika tidur selama sekitar delapan jam pada malam hari, energy tersebut digunakan untuk tetap membuat organ-organ seperti jantung dan paru-paru tetap bekerja.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sarapan berkaitan dengan peningkatan konsentrasi, kreativitas, dan bekerja, sarapan juga member manfaat bagi golongan usia lain seperti anak-anak. Dengan sarapan, mereka dapat lebih berkonsentrasi, membantu proses berfikir, menyerap bahan dan materi pelajaran, yang tentu saja mendongkrak prestasi di selolah (kuliah).
Manfaat lain seperti yang ditemukan Harvad Madical School, risiko menjadi obesitas dapat menurun hingga tiga kali lipat pada mereka yang secara teratur melakukan sarapan pagi dibandingkan dengan yang tidak melakukannya sama sekali. Pasalnya, orang yang melewatkan sarapan cenderung merasa “Lapar”, yang kemudian akan mendorong diri untuk makan lebih banyak di sepanjang hari. Tentunya untuk mencapai manfaat yang diharapkan memerlukan menu sarapan yang berkualitas dan tidak hanya mengenyangkan.
Salah satu peneliti Volker Schusdziarra, dari Technical University of Munich, telah meminta kepada hampir 400 pria dan wanita untuk menjalankan pola makan normal namun dengan mencatat apa yang mereka makan dalam sepuluh hari, kemudian dia memeriksa berapa banyak kalori dalam setiap makanan mereka.
Hasilnya, ia menemukan orang yang terbiasa makan besar saat sarapan cenderung akan makan dalam jumlah yang sama besar, pada makan siang dan makan malam.
Hasilnya, ia menemukan orang yang terbiasa makan besar saat sarapan cenderung akan makan dalam jumlah yang sama besar, pada makan siang dan makan malam.
"Banyak yang mengatakan bahwa jika Anda makan besar saat sarapan Anda akan makan lebih sedikit kalori selama sisa hari itu, namun ternyata itu tidak benar" jelas Schusdziarra.
Menurutnya yang benar adalah memperhatikan kalori saat sarapan supaya bila tiba waktu makan berikutnya, Anda bisa mengonsumsi kalori lebih banyak, untuk itu ia menyarankan agar pada pagi hari, hendaknya mengonsumsi makanan yang tidak terlalu berat, seperti roti.
"Panggang roti dengan mentega kemudian isi dengan telur atau ham" pungkasnya.
Namun yang perlu diingat adalah anda hanya mengurangi porsinya, bukan menghilangkan alias tidak makan pagi. Jadi jika di pagi hari Anda tidak makan, justru kegemukan bakal menimpa Anda, karena Anda akan cenderung makan banyak di siang dan malam.
Kendala untuk melakukan sarapan adalah kesadaran akan pentingnya sarapan serta waktu yang tersita untuk melakukan hal tersebut. Kendala tersebut sebenarnya bisa disiasati, misalnya dengan menyiapkan makanan dari malam sebelumnya, bangun lebih pagi agar ada waktu untuk menyiapkan sarapan, atau dengan membuat sarapan praktis tanpa mengesampingkan nilai gizi dan manfaatnya.
Misalnya saja dengan mengonsumsi roti, yang kini tesedia dalam bermacam varian yang dapat dipilih seperti roti kupas atau roti gandum yang kaya akan serat. Untuk member tenaga yang cukup bagi tubuh, idealnya menu sarapan harus mengandung karbohidat, seperti dari biji gandum utuh yang kaya nutrisi, ubi-umbian, kentang, coco cram, energen, toaster ,dll. Dengan demikian kita bias sarapan lebih praktis.
Sumber : Inspiratorial, KOMPAS
http://www.wartanews.com/read/LifeStyle/45c3826c-56ab-4592-b3eb-0d54a3d2c3b2/Sarapan-Itu-Secukupnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar