masukkan script iklan disini
Sebuah artikel yang sangat bagus dan penuh pencerahan.
Terkadang kita hanya mengurusi dan merawat jasmani kita saja, padahal ruhani sangat penting. Jangan sampai ruhani atau hati kita kotor.
Berikut ini cara membersihkan hati atau rohani kita yang perlu kita lakukan setiap hari:
– membaca al-qur’an serta mentadaburi isi dari kandungannya al-qur’an
– mengosongkan perut, banyak berpuasa
– sholat malam /sholat tahajud
– merendahkan hati sambil berdoa pada waktu sahur
– duduk bersama orang-orang saleh
– banyak berdzikir baik dzikir lisan dan utamanya dzikir hati(dzikir khofi)
– meninggalkan perkara subhat dan berpindah pada perkara yang halal.
Salam paseduluran untuk semuanya….. Salam takdim buat Ki Wongalus
  
Namun bila kebalikannya yaitu ke 8 roh keluar dari tubuh kita namun 1 roh(Idhofi) tetap tinggal dalam raga dapat dipastikan manusia masih bisa hidup namun pasti saja memiliki kekurangan dikarenakan 8 fungshi yang mengatur tubuh kita hilang. 'bagi seseorang yang mempunyai tingkat ilmu kebatinan tinggi dapat menjumpai wujud dari roh idhofi ini . Ruh Idofi merupakan sumber dari ruh-ruh lainnyapun akan turut serta. Tetapi sebaliknya kalau salah satu ruh yang keluar dari raga, maka ruh Idofi tetap akan tinggal didalam jasad. Dan manusia itu tetap hidup. Bagi mereka yang sudah sampai pada irodat allah atau ilmu kebatinan tinggi, tentu akan bisa menjumpai ruh ini dengan penglihatannya. Dan ujudnya mirip diri sendiri, baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun ruh-ruh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan ruh yang satu ini. Alam tinggal roh idhofi ini adalah nur (cahaya) yang terang benderang dan sangat sejuk. roh idhofi adalah roh central atau pusat dalam tubuh manusia roh ini yang memiliki peranan paling besar/penting dan roh inilay yang memerintah dari ke 8 roh lainya makadari itu roh idhofi diberi julukan "johar awal suci" roh inilah yang membuat manusia hidup. Tentu saja kita dapat menjumpainya bila sudah mencapai tingkat INSAN KAMIL — dalam martabat tujuh red.—
 
Bisikan yakin itu tidak akan sampai kepada siapapun, kecuali terlebih dahulu manusia mendapatkan tiga hal:
(1) ILMU LADUNI;
(2) AHBARUL GHUYUB (KHABAR DARI YANG GAIB)
(3) ASRORUL UMUR (RAHASIA SEGALA URUSAN).
Terkadang kita hanya mengurusi dan merawat jasmani kita saja, padahal ruhani sangat penting. Jangan sampai ruhani atau hati kita kotor.
Berikut ini cara membersihkan hati atau rohani kita yang perlu kita lakukan setiap hari:
– membaca al-qur’an serta mentadaburi isi dari kandungannya al-qur’an
– mengosongkan perut, banyak berpuasa
– sholat malam /sholat tahajud
– merendahkan hati sambil berdoa pada waktu sahur
– duduk bersama orang-orang saleh
– banyak berdzikir baik dzikir lisan dan utamanya dzikir hati(dzikir khofi)
– meninggalkan perkara subhat dan berpindah pada perkara yang halal.
Salam paseduluran untuk semuanya….. Salam takdim buat Ki Wongalus
|  | 
| Silahkan Baca Perbedaan Antara Ruh dan Nafs | 
Ruh mendapat sabda Allah: “Jika seandainya kamu mau masuk  dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang,  tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan  terpaksa”. Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke  batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai  ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi  hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah  muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat (takbir,  ruku dan sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan  raga). 
Bahkan dalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut,  maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah :  “Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” (Q.S.21:37).
Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses  bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil  bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel  calon janin yang diploid ). Ketika itulah Allah meniupkan sebagian  ruhnya (QS : 23 : 9), yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah  menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk  bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama  dengan masuknya ruh al-hayat.
Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir,  yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna (bahkan  mungkin setelah lahir). Allah meniupkan ruh al-insan (haqiqat  Muhammadiyah). Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir.  Sehingga layak menerima taklif syari’ (kewajiban syari’at) dari Allah  dan menjadi khalifah Nya
Mari kita memulai penjelasan tentang Ruh dalam diri manusia 
ALAM RUHANI  yang saya maksud dalam artikel kali ini bukan alam jin atau alam  malaikat, tetapi alam-alam batin yang ada dalam jiwa manusia. Alam batin  yang menyertai alam lahir manusia secara manusiawi. Dengan alam batin,  manakala indera-indera yang ada di dalam alam batin itu hidup, maka  manusia bisa mengadakan interaksi dengan makhluk batin dengan segala  rahasia kehidupan yang ada di dalamnya sebagaimana dengan alam lahir  manusia dapat mengadakan komunikasi dengan makhluk lahir dengan segala  urusannya.
Untuk menghidupkan indera-indera yang ada  di alam batin tersebut, manusia harus mampu mencapainya dengan jalan  melaksanakan mujahadah dan riyadhoh di jalan Allah. Mengharapkan  terbukanya matahati (futuh) dengan menempuh jalan ibadah (thoriqoh)  dengan bimbingan seorang guru mursyid sejati. Perjalanan tersebut bukan  menuju suatu tempat yang tersembunyi, melainkan menembus pembatas dua  alam yang di dalamnya penuh mesteri.
Dengan itu supaya ia  mencapai suatu keadaan yang ada dalam jiwa yang dilindungi, supaya  dengan keadaan itu ia dapat menemukan rahasia jati diri yang terkadang  orang harus mencari setengah mati. Itulah perjalanan tahap awal yang  harus dicapai seorang salik dengan sungguh hati. Lalu, dengan mengenal  jati diri itu, dengan izin Allah selanjutnya sang pengembara sejati  dapat menemukan tujuan akhir yang hakiki, yakni menuju keridhoan Ilahi  Rabbi.
Terkait dengan tujuan ini, kita perlu mengenali beragam jenjang ruhani dalam diri manusia yaitu:
RUH IDOFI atau dalam bahasa kejawen sering disebut dengan Roh ilafi/ilofi :  
Ini ruh yang sangat utama bagi manusia. Ruh Idofi juga disebut SUBSTANSI/ESENSI MANUSIA, karena ruh inilah maka manusia dapat hidup. roh idhofi adalah roh sumber dari 8 roh lainya bila mana roh idhofi ini keluar dari raga manusia maka dapat dipastikan roh yang ke 8 akan ikut serta keluar dari raga dan kejadian inilah yang disebut Kematian maka dari itu roh idhofi disebut "Nyawa". Bila ruh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati. Ruh ini juga sering disebut NYAWA.
Lihat Foto: 
 RUH RABANI
Adalah Ruh yang  dikuasai dan diperintah oleh ruh idofi. Alamnya ruh ini ada dalam cahaya  kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak  mempunyai kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram. Tubuh tak  merasakan apa-apa. karena roh ini tidak memiliki hawa nafsu maka roh ini sering dipergunakan para kaum supranaturalis sebagai titik acuan dalam semedi / bertapa. untuk mencapai ketenangan dan penyatuan dengan alam.
 
 RUH ROHANI
Adalah Ruh inipun juga  dikuasai oleh ruh idofi. Karena adanya ruh Ruhani ini, maka manusia  memiliki kehendak dua rupa. Roh ini yang mengendalikan hawa nafsu manusia. Roh ini memiliki 2 sisi kehendak yang berbeda. Roh yang membuat kita sering merasakan, Kadang-kadang suka sesuatu dan kadang di lain  waktu ia tak menyukainya, tidak menyukai hal tersebut (membenci)
Ruh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Ruh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu : 1. Nafsu Luwamah (aluamah), 2. Nafsu Amarah, 3. Nafsu Supiyah dan 4. Nafsu Mulamah (Mutmainah).
Ruh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Ruh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu : 1. Nafsu Luwamah (aluamah), 2. Nafsu Amarah, 3. Nafsu Supiyah dan 4. Nafsu Mulamah (Mutmainah).
 Kalau manusia  ditinggalkan oleh ruh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu  lagi, sebab semua nafsu manusia itu ruh ruhani yang mengendalikannya.  Maka, kalau manusia sudah bisa mengendalikan ruh ruhani ini dengan baik,  ia akan hidup dalam kemuliaan. Ruh ruhani ini sifatnya selalu mengikuti  penglihatan yang melihat. Dimana pandangan kita tempatkan, disitu ruh  ruhani berada. Sebelum kita dapt menjumpainya, terlebih dulu kita akan  melihat bermacam-macam cahaya bagai kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya  ini menghilang, barulah muncul ruh ruhani itu.
 RUH NURANI
Ruh ini di bawah  pengaruh ruh-ruh Idofi. Ruh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang.  Karena adanya ruh ini menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang   hatinya. Bila Ruh Nurani ini meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya  menjadi gelap dan gelap pikirannya.
Ruh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Ruh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya. Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.
Ruh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Ruh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya. Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.
 RUH KUDUS (RUH SUCI)
Adalah Ruh yang di  bawah kekuasaan Ruh Idofi juga. Ruh ini mempengaruhi orang yang  bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi  berbuat kebajikan dan mempengaruhi berbuat ibadah sesuai dengan  kepercayaan yang dianutnya. Roh ini membawa pengaruh sifat welas asih pada semua makhluk. tidak segan memberi pertolongan dan berbuat kebajikan serta mempengaruhi perbuatan amal ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya
 RUH RAHMANI
Adalah Ruh dibawah  kekuasaan ruh idofi pula. Roh diberi nama yang mengambil dari kata "Rahman" yang artinya pemurah. Jadi Ruh ini juga disebut Ruh Pemurah. Karena  diambil dari kata Rahman yang artinya pemurah. Ruh ini mempengaruhi  manusia karena Roh ini memiliki sifat pemurah suka memberi dan bersifat sosialitas (sosial), suka memberi.
 RUH JASMANI
Adalah Ruh yang juga di  bawah kekuasaan Ruh Idofi. Ruh ini menguasai seluruh darah dan urat  syaraf manusia. Karena adanya ruh jasmani ini maka manusia dapat  merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Pemahaman sifat kerja roh ini sering diterapkan dalam ilmu pengobatan dikarenakan roh inilah yang mengatur seluruh sistem peredaran darah, urat syaraf pada manusia. Bila Ruh ini keluar dari tubuh, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka ujudnya akan sama dengan kita, hanya berwarna merah.
Ruh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
Ruh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
 RUH NABATI
Adalah ialah ruh yang mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan pada tubuh. Ruh ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi.
 RUH REWANI
Adalah ruh yang menjaga  raga kita. Bila Ruh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang  bersangkutan akan tidur. Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga. Bila  orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang, maka ruh rewani dari orang  bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja ruh rewani  yang mengendalikan otak manusia. Ruh Rewani ini juga di bawah kekuasaan  Ruh Idofi. Jadi kepergian Ruh Rewani dan kehadirannya kembali diatur  oleh Ruh Idofi. Demikian juga ruh-ruh lainnya dalam tubuh, sangat dekat  hubungannya dengan Ruh Idofi.
 Setelah kita mengenali  ragam jenis ruh tadi, alangkah ideal bila pada akhirnya kita perlu  mencari hakekat dari Nur Iman dan buah ilmu dan amal yang datangnya dari  Allah SWT dan dipilihkan oleh Allah SWT. Ia diberikan khusus hanya  kepada para kekasih-Nya dari para Nabi, ash-Shiddiq, Shuhada’ dan para  Wali-wali-Nya. Bisikan yakin itu berupa ajakan yang selalu terbit dari  dalam hati untuk mengikuti kebenaran walau seorang hamba itu sedang  dalam lemah wiridnya.
Bisikan yakin itu tidak akan sampai kepada siapapun, kecuali terlebih dahulu manusia mendapatkan tiga hal:
(1) ILMU LADUNI;
(2) AHBARUL GHUYUB (KHABAR DARI YANG GAIB)
(3) ASRORUL UMUR (RAHASIA SEGALA URUSAN).
Bisikan yakin itu hanya diberikan oleh  Allah Ta’ala kepada orang-orang yang dicintai-Nya, dikehendaki-Nya dan  dipilih-Nya. Yaitu orang-orang yang telah mampu fana di hadapan-Nya.  Yang telah mampu gaib dari lahirnya. Yang telah berhasil memindahkan  ibadah lahir menjadi ibadah batin, baik terhadap ibadah fardhu maupun  ibadah sunnah. Orang-orang yang telah berhasil menjaga batinnya untuk  selama-lamanya. Allah SWT yang MENDIDIK / mentarbiyah mereka.
Orang tersebut  dipelihara dan dicukupi dengan sebab-sebab yang dapat menyampaikan  kepada keridlaan-Nya dan dijaga serta dilindungi dari sebab-sebab yang  dapat menjebak kepada kemurkaan-Nya. Orang yang setiap saat ilmunya  selalu bertambah. Yaitu ketika terjadi pengosongan alam fikir, maka yang  masuk ke dalam bilik akalnya hanya yang datangnya dari Allah SWT.  Seorang hamba yang ma’rifatnya semakin hari semakin kuat. Nurnya semakin  memancar. Orang yang selalu dekat dengan yang dicintainya dan yang  disembahnya. Dia berada di dalam kenikmatan yang tiada henti. Di dalam  kesenangan yang tiada putus dan kebahagiaan tiada habis. Surga baginya  adalah apa yang ada di dalam hatinya.
Ketika ketetapan ajal kematiaannya tiba,  disebabkan karena masa baktinya di dunia fana telah purna, maka untuk  dipindahkan ke dunia baqo’, mereka akan diberangkatkan dengan  sebaik-baik perjalanan. Seperti perjalanan seorang pengantin dari kamar  yang sempit ke rumah yang luas. Dari kehinaan kepada kemuliaan. Dunia  baginya adalah surga dan akherat adalah cita-cita. Selama-lamanya mereka  akan memandang wajah-Nya yang Mulia, secara langsung tanpa penghalang  yang merintangi.
NAFSU dan RUH adalah  dua tempat bagi setan dan malaikat. Keadaannya seperti pesawat penerima  yang setiap saat siap menerima signal yang dipancarkan oleh dua makhluk  tersebut. Malaikat menyampaikan dorongan ketakwaan di dalam ruh dan  setan menyampaikan ajakan kefujuran di dalam nafsu. Oleh karena itu,  nafsu selalu mengajak hati manusia untuk melaksanakan  perbuatan-perbuatan hina dan nista
Di antara keduanya ada Akal dan Hawa.  Dengan keduanya supaya terjadi proses hikmah dari rahasia kehendak dan  keputusan Allah yang azaliah. Yaitu supaya ada pertolongan bagi manusia  untuk berbuat kebaikan dan dorongan untuk berbuat kejelekan. Kemudian  akal menjalankan fungsinya, memilih menindaklanjuti pertolongan dan  menghindari ajakan kejelekan, dengan itu supaya tidak terbuka peluang  bagi hawa untuk menindaklanjuti kehendak nafsu dan setan.
 Sedangkan di dalam  hati ada dua pancaran Nur, “NUR ILMU DAN NUR IMAN”. itulah yang  dinamakan yakin. Kesemuanya indera tersebut merupakan alat-alat atau  anggota masyarakat hati. Hati bagaikan seorang raja terhadap bala  tentaranya, maka hati harus selalu mampu mengaturnya dengan aturan yang  sebaik-baiknya. Demikian dipesankan Syekh Abdul Qodir al-Jailani dalam  bukunya Al-Ghunyah. Terima kasih dan salam persaudaraan sejati.
@kepulauan riau dan sumsel reff, jawa 2013
    

 

 
 
 
 
 
