Terkadang kita hanya mengurusi dan merawat jasmani kita saja, padahal ruhani sangat penting. Jangan sampai ruhani atau hati kita kotor.
Berikut ini cara membersihkan hati atau rohani kita yang perlu kita lakukan setiap hari:
– membaca al-qur’an serta mentadaburi isi dari kandungannya al-qur’an
– mengosongkan perut, banyak berpuasa
– sholat malam /sholat tahajud
– merendahkan hati sambil berdoa pada waktu sahur
– duduk bersama orang-orang saleh
– banyak berdzikir baik dzikir lisan dan utamanya dzikir hati(dzikir khofi)
– meninggalkan perkara subhat dan berpindah pada perkara yang halal.
Salam paseduluran untuk semuanya….. Salam takdim buat Ki Wongalus
Silahkan Baca Perbedaan Antara Ruh dan Nafs |
Ruh mendapat sabda Allah: “Jika seandainya kamu mau masuk dengan senang, maka kamu nanti juga akan keluar dengan mudah dan senang, tetapi bila kamu masuk dengan paksa, maka kamupun akan keluar dengan terpaksa”. Ruh memasuki melalui ubun-ubun, kemudian turun sampai ke batas mata, selanjutnya sampai ke hidung, mulut, dan seterusnya sampai ke ujung jari kaki. Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah. Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah salat (takbir, ruku dan sujud), dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga).
Bahkan dalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin berdiri. Sebagaimana firman Allah : “Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” (Q.S.21:37).
Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh ke dalam badan melalui tahapan. Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel calon janin yang diploid ). Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS : 23 : 9), yaitu ruh al-hayat. Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat.
Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik manusia telah sempurna (bahkan mungkin setelah lahir). Allah meniupkan ruh al-insan (haqiqat Muhammadiyah). Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari’ (kewajiban syari’at) dari Allah dan menjadi khalifah Nya
Mari kita memulai penjelasan tentang Ruh dalam diri manusia
ALAM RUHANI yang saya maksud dalam artikel kali ini bukan alam jin atau alam malaikat, tetapi alam-alam batin yang ada dalam jiwa manusia. Alam batin yang menyertai alam lahir manusia secara manusiawi. Dengan alam batin, manakala indera-indera yang ada di dalam alam batin itu hidup, maka manusia bisa mengadakan interaksi dengan makhluk batin dengan segala rahasia kehidupan yang ada di dalamnya sebagaimana dengan alam lahir manusia dapat mengadakan komunikasi dengan makhluk lahir dengan segala urusannya.
Untuk menghidupkan indera-indera yang ada di alam batin tersebut, manusia harus mampu mencapainya dengan jalan melaksanakan mujahadah dan riyadhoh di jalan Allah. Mengharapkan terbukanya matahati (futuh) dengan menempuh jalan ibadah (thoriqoh) dengan bimbingan seorang guru mursyid sejati. Perjalanan tersebut bukan menuju suatu tempat yang tersembunyi, melainkan menembus pembatas dua alam yang di dalamnya penuh mesteri.
Dengan itu supaya ia mencapai suatu keadaan yang ada dalam jiwa yang dilindungi, supaya dengan keadaan itu ia dapat menemukan rahasia jati diri yang terkadang orang harus mencari setengah mati. Itulah perjalanan tahap awal yang harus dicapai seorang salik dengan sungguh hati. Lalu, dengan mengenal jati diri itu, dengan izin Allah selanjutnya sang pengembara sejati dapat menemukan tujuan akhir yang hakiki, yakni menuju keridhoan Ilahi Rabbi.
Terkait dengan tujuan ini, kita perlu mengenali beragam jenjang ruhani dalam diri manusia yaitu:
RUH IDOFI atau dalam bahasa kejawen sering disebut dengan Roh ilafi/ilofi :
Ini ruh yang sangat utama bagi manusia. Ruh Idofi juga disebut SUBSTANSI/ESENSI MANUSIA, karena ruh inilah maka manusia dapat hidup. roh idhofi adalah roh sumber dari 8 roh lainya bila mana roh idhofi ini keluar dari raga manusia maka dapat dipastikan roh yang ke 8 akan ikut serta keluar dari raga dan kejadian inilah yang disebut Kematian maka dari itu roh idhofi disebut "Nyawa". Bila ruh tersebut keluar dari raga, maka manusia yang bersangkutan akan mati. Ruh ini juga sering disebut NYAWA.
Lihat Foto:
RUH RABANI
Adalah Ruh yang dikuasai dan diperintah oleh ruh idofi. Alamnya ruh ini ada dalam cahaya kuning diam tak bergerak. Bila kita berhasil menjumpainya maka kita tak mempunyai kehendak apa-apa. Hatipun terasa tenteram. Tubuh tak merasakan apa-apa. karena roh ini tidak memiliki hawa nafsu maka roh ini sering dipergunakan para kaum supranaturalis sebagai titik acuan dalam semedi / bertapa. untuk mencapai ketenangan dan penyatuan dengan alam.
RUH ROHANI
Adalah Ruh inipun juga dikuasai oleh ruh idofi. Karena adanya ruh Ruhani ini, maka manusia memiliki kehendak dua rupa. Roh ini yang mengendalikan hawa nafsu manusia. Roh ini memiliki 2 sisi kehendak yang berbeda. Roh yang membuat kita sering merasakan, Kadang-kadang suka sesuatu dan kadang di lain waktu ia tak menyukainya, tidak menyukai hal tersebut (membenci)
Ruh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Ruh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu : 1. Nafsu Luwamah (aluamah), 2. Nafsu Amarah, 3. Nafsu Supiyah dan 4. Nafsu Mulamah (Mutmainah).
Ruh ini mempengaruhi perbuatan baik dan perbuatan buruk. Ruh inilah yang menepati pada 4 jenis nafsu, yaitu : 1. Nafsu Luwamah (aluamah), 2. Nafsu Amarah, 3. Nafsu Supiyah dan 4. Nafsu Mulamah (Mutmainah).
Kalau manusia ditinggalkan oleh ruh rohani ini, maka manusia itu tidak mempunyai nafsu lagi, sebab semua nafsu manusia itu ruh ruhani yang mengendalikannya. Maka, kalau manusia sudah bisa mengendalikan ruh ruhani ini dengan baik, ia akan hidup dalam kemuliaan. Ruh ruhani ini sifatnya selalu mengikuti penglihatan yang melihat. Dimana pandangan kita tempatkan, disitu ruh ruhani berada. Sebelum kita dapt menjumpainya, terlebih dulu kita akan melihat bermacam-macam cahaya bagai kunang-kunang. Setelah cahaya-cahaya ini menghilang, barulah muncul ruh ruhani itu.
RUH NURANI
Ruh ini di bawah pengaruh ruh-ruh Idofi. Ruh Nurani ini mempunyai pembawa sifat terang. Karena adanya ruh ini menjadikan manusia yang bersangkutan jadi terang hatinya. Bila Ruh Nurani ini meninggalkan tubuh maka orang tersebut hatinya menjadi gelap dan gelap pikirannya.
Ruh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Ruh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya. Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.
Ruh Nurani ini hanya menguasai nafsu Mutmainah saja. Maka bila manusia ditunggui Ruh Nurani maka nafsu Mutmainahnya akan menonjol, mengalahkan nafsu-nafsu lainnya. Hati orang itu jadi tenteram, perilakunyapun baik dan terpuji. Air mukanya bercahaya, tidak banyak bicara, tidak ragu-ragu dalam menghadapi segala sesuatu, tidak protes bila ditimpa kesusahan. Suka, sedih, bahagia dan menderita dipandang sama.
RUH KUDUS (RUH SUCI)
Adalah Ruh yang di bawah kekuasaan Ruh Idofi juga. Ruh ini mempengaruhi orang yang bersangkutan mau memberi pertolongan kepada sesama manusia, mempengaruhi berbuat kebajikan dan mempengaruhi berbuat ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianutnya. Roh ini membawa pengaruh sifat welas asih pada semua makhluk. tidak segan memberi pertolongan dan berbuat kebajikan serta mempengaruhi perbuatan amal ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya
RUH RAHMANI
Adalah Ruh dibawah kekuasaan ruh idofi pula. Roh diberi nama yang mengambil dari kata "Rahman" yang artinya pemurah. Jadi Ruh ini juga disebut Ruh Pemurah. Karena diambil dari kata Rahman yang artinya pemurah. Ruh ini mempengaruhi manusia karena Roh ini memiliki sifat pemurah suka memberi dan bersifat sosialitas (sosial), suka memberi.
RUH JASMANI
Adalah Ruh yang juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi. Ruh ini menguasai seluruh darah dan urat syaraf manusia. Karena adanya ruh jasmani ini maka manusia dapat merasakan adanya rasa sakit, lesu, lelah, segar dan lain-lainnya. Pemahaman sifat kerja roh ini sering diterapkan dalam ilmu pengobatan dikarenakan roh inilah yang mengatur seluruh sistem peredaran darah, urat syaraf pada manusia. Bila Ruh ini keluar dari tubuh, maka ditusuk jarumpun tubuh tidak terasa sakit. Kalau kita berhasil menjumpainya, maka ujudnya akan sama dengan kita, hanya berwarna merah.
Ruh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
Ruh jasmani ini menguasai nafsu amarah dan nafsu hewani. Nafsu hewani ini memiliki sifat dan kegemaran seperti binatang, misalnya: malas, suka setubuh, serakah, mau menang sendiri dan lain sebagainya.
RUH NABATI
Adalah ialah ruh yang mengendalikan perkembangan dan pertumbuhan pada tubuh. Ruh ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi.
RUH REWANI
Adalah ruh yang menjaga raga kita. Bila Ruh Rewani keluar dari tubuh maka orang yang bersangkutan akan tidur. Bila masuk ke tubuh orang akan terjaga. Bila orang tidur bermimpi dengan arwah seseorang, maka ruh rewani dari orang bermimpi itulah yang menjumpainya. Jadi mimpi itu hasil kerja ruh rewani yang mengendalikan otak manusia. Ruh Rewani ini juga di bawah kekuasaan Ruh Idofi. Jadi kepergian Ruh Rewani dan kehadirannya kembali diatur oleh Ruh Idofi. Demikian juga ruh-ruh lainnya dalam tubuh, sangat dekat hubungannya dengan Ruh Idofi.
Setelah kita mengenali ragam jenis ruh tadi, alangkah ideal bila pada akhirnya kita perlu mencari hakekat dari Nur Iman dan buah ilmu dan amal yang datangnya dari Allah SWT dan dipilihkan oleh Allah SWT. Ia diberikan khusus hanya kepada para kekasih-Nya dari para Nabi, ash-Shiddiq, Shuhada’ dan para Wali-wali-Nya. Bisikan yakin itu berupa ajakan yang selalu terbit dari dalam hati untuk mengikuti kebenaran walau seorang hamba itu sedang dalam lemah wiridnya.
Bisikan yakin itu tidak akan sampai kepada siapapun, kecuali terlebih dahulu manusia mendapatkan tiga hal:
(1) ILMU LADUNI;
(2) AHBARUL GHUYUB (KHABAR DARI YANG GAIB)
(3) ASRORUL UMUR (RAHASIA SEGALA URUSAN).
Bisikan yakin itu hanya diberikan oleh Allah Ta’ala kepada orang-orang yang dicintai-Nya, dikehendaki-Nya dan dipilih-Nya. Yaitu orang-orang yang telah mampu fana di hadapan-Nya. Yang telah mampu gaib dari lahirnya. Yang telah berhasil memindahkan ibadah lahir menjadi ibadah batin, baik terhadap ibadah fardhu maupun ibadah sunnah. Orang-orang yang telah berhasil menjaga batinnya untuk selama-lamanya. Allah SWT yang MENDIDIK / mentarbiyah mereka.
Orang tersebut dipelihara dan dicukupi dengan sebab-sebab yang dapat menyampaikan kepada keridlaan-Nya dan dijaga serta dilindungi dari sebab-sebab yang dapat menjebak kepada kemurkaan-Nya. Orang yang setiap saat ilmunya selalu bertambah. Yaitu ketika terjadi pengosongan alam fikir, maka yang masuk ke dalam bilik akalnya hanya yang datangnya dari Allah SWT. Seorang hamba yang ma’rifatnya semakin hari semakin kuat. Nurnya semakin memancar. Orang yang selalu dekat dengan yang dicintainya dan yang disembahnya. Dia berada di dalam kenikmatan yang tiada henti. Di dalam kesenangan yang tiada putus dan kebahagiaan tiada habis. Surga baginya adalah apa yang ada di dalam hatinya.
Ketika ketetapan ajal kematiaannya tiba, disebabkan karena masa baktinya di dunia fana telah purna, maka untuk dipindahkan ke dunia baqo’, mereka akan diberangkatkan dengan sebaik-baik perjalanan. Seperti perjalanan seorang pengantin dari kamar yang sempit ke rumah yang luas. Dari kehinaan kepada kemuliaan. Dunia baginya adalah surga dan akherat adalah cita-cita. Selama-lamanya mereka akan memandang wajah-Nya yang Mulia, secara langsung tanpa penghalang yang merintangi.
NAFSU dan RUH adalah dua tempat bagi setan dan malaikat. Keadaannya seperti pesawat penerima yang setiap saat siap menerima signal yang dipancarkan oleh dua makhluk tersebut. Malaikat menyampaikan dorongan ketakwaan di dalam ruh dan setan menyampaikan ajakan kefujuran di dalam nafsu. Oleh karena itu, nafsu selalu mengajak hati manusia untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan hina dan nista
Di antara keduanya ada Akal dan Hawa. Dengan keduanya supaya terjadi proses hikmah dari rahasia kehendak dan keputusan Allah yang azaliah. Yaitu supaya ada pertolongan bagi manusia untuk berbuat kebaikan dan dorongan untuk berbuat kejelekan. Kemudian akal menjalankan fungsinya, memilih menindaklanjuti pertolongan dan menghindari ajakan kejelekan, dengan itu supaya tidak terbuka peluang bagi hawa untuk menindaklanjuti kehendak nafsu dan setan.
Sedangkan di dalam hati ada dua pancaran Nur, “NUR ILMU DAN NUR IMAN”. itulah yang dinamakan yakin. Kesemuanya indera tersebut merupakan alat-alat atau anggota masyarakat hati. Hati bagaikan seorang raja terhadap bala tentaranya, maka hati harus selalu mampu mengaturnya dengan aturan yang sebaik-baiknya. Demikian dipesankan Syekh Abdul Qodir al-Jailani dalam bukunya Al-Ghunyah. Terima kasih dan salam persaudaraan sejati.
@kepulauan riau dan sumsel reff, jawa 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar